"Ya c'(_l_)l..semanis-manis pemberianMu dalam kalbuku ialah perasaanku terhadapMu dan seenak-enak perkataan pada lidahku ialah memujiMu, sedang yang paling ku rindukan ialah saat berjumpa denganMu"..


Digital Scrapbooking at WiddlyTinks.com
  • Qalbun syakirun atau hati yang selalu bersyukur
Memiliki jiwa syukur beerti selalu menerima segala ketenteuan seadanya dan dengan perasaan rendah diri (qona’ah) dan dengan hati yang redha. Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami
sifat-sifat Allah SWT, sehingga apapun yang diberikan Allah ia malah terpesona
dengan pemberian dan keputusan Allah. Bila berada di dalam kesulitan maka ia akan segera ingat akan sabda Rasulullah SAW : “Kalau kita sedang sulit perhatikanlah orang yang
lebih sulit dari kita”. Bila sedang diberi kemudahan, ia bersyukur dengan
memperbanyak amal ibadahnya, kemudian Allah pun akan mengujinya dengan kemudahan
yang lebih besar lagi. Bila ia tetap bersabar dengan terus bersyukur maka Allah
akan mengujinya lagi dengan kemudahan yang lebih besar lagi. Maka berbahagialah
orang yang bersyukur!
  • Al azwaju shalihah, yaitu pasangan hidup yang sholeh
Pasangan hidup yang soleh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang
soleh. Di akhirat kelak seorang suami (sebagai imam keluarga) akan dipersoalkan tanggungjawabnya dalam mengajak isteri dan anaknya kepada kebaikan.
Berbahagialah menjadi seorang isteri bila memiliki suami yang soleh, yang pasti
akan bekerja keras untuk mengajak isteri dan anaknya menjadi hamba yang soleh.
Demikian pula seorang istri yang soleh, akan memiliki kesabaran dan keikhlasan
yang luar biasa dalam melayani suaminya, walau seberapa buruknya kelakuan
suaminya. Maka berbahagialah menjadi seorang suami yang memiliki seorang istri
yang solehah.
  • al auladun abrar yaitu anak yang soleh
Saat Rasulullah SAW tawaf. Rasulullah SAW bertemu dengan seorang anak muda
yang kakinya melecet. Setelah selesai thawaf Rasulullah SAW bertanya
kepada anak muda itu : “Kenapa kakimu itu ?” Jawab anak muda itu : “Ya
Rasulullah, saya dari Yaman, saya mempunyai seorang ibu yang sudah uzur. Saya
sangat mencintai dia dan saya tidak pernah meninggalkan dia. Saya meninggalkan ibu
saya hanya ketika buang hajat, ketika solat, atau ketika istirahat, selain itu
saya selalu menggendongnya”. Lalu anak muda itu bertanya: ” Ya
Rasulullah, apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada
orang tua ?” Nabi SAW sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan: “Sungguh
Allah redha kepadamu, kamu anak yang soleh, anak yang berbakti, tapi anakku
ketahuilah, cinta orangtuamu tidak akan terbalaskan olehmu”. Dari hadis
tersebut kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup
untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita, namun kita boleh mencubanya dengan menjadi anak yang soleh, dimana doa anak yang soleh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah. Berbahagialah kita bila memiliki anak yang soleh.
  • albiatu sholihah, yaitu lingkungan yang kondusif untuk iman kita
Yang dimaksud dengan lingkungan yang kondusif ialah, kita boleh mengenal
siapapun tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita, haruslah
orang-orang yang menilai tambah terhadap keimanan kita. Dalam sebuah
hadisnya, Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang
yang soleh. Orang-orang yang soleh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan
mengingatkan kita bila kita berbuat salah. Orang-orang soleh adalah orang-orang
yang bahagia kerana nikmat iman dan nikmat Islam yang selalu terpancar pada
cahaya wajahnya. Insya Allah cahaya tersebut akan ikut menyinari orang-orang
yang ada disekitarnya. Berbahagialah orang-orang yang selalu dikelilingi oleh
orang-orang yang soleh.
  • al malul halal, atau harta yang halal
Islam tidak menilai berapa banyak harta dunia yang dikumpul, tetapi dinilai bagaimana perolehan harta tersebut halal atau tidak. Dalam riwayat Imam Muslim di dalam bab sedekah Rasulullah SAW pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan. “Kamu berdoa sudah bagus”, kata Nabi SAW,
“Namun sayang makanan, minuman dan pakaian dan tempat tinggalnya didapat secara haram, bagaimana doanya dikabulkan”. Berbahagialah menjadi orang yang hartanya halal kerana doanya sangat mudah dikabulkan Allah. Harta yang halal juga akan menjauhkan syaitan dari hatinya, maka hatinya semakin bersih, suci sehingga memberi ketenangan dalam hidupnya. Maka berbahagialah orang-orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.
  • Tafakuh fi dien, atau semangat untuk memahami agama
Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama
Islam. Semakin ia belajar, maka semakin ia terangsang untuk belajar lebih jauh
lagi ilmu mengenai sifat-sifat Allah dan ciptaan-Nya. Allah menjanjikan nikmat
bagi umat-Nya yang menuntut ilmu, semakin ia belajar semakin cinta ia kepada
agamanya, semakin tinggi cintanya kepada Allah dan rasul-Nya. Cinta inilah yang
akan memberi cahaya bagi hatinya. Semangat memahami agama akan meng ”hidup” kan
hatinya, hati yang “hidup” adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam
dan nikmat iman. Maka berbahagialah orang yang penuh semangat memahami ilmu
agama Islam.
  • umur yang berkat
Umur yang berkat itu adalah umur yang semakin tua semakin banyak amalan solehnya, yang setiap
detiknya diisi dengan amal ibadah. Seseorang yang mengisi hidupnya untuk kebahagiaan dunia semata, maka hari tuanya akan diisi dengan banyak berangan-angan tentang masa mudanya, iapun cenderung kecewa dengan ketuaannya(post-power syndrome). Disamping itu fikirannya hanya memikirkan bagaimana cara untuk menghabiskan sisa hidupnya, maka iapun sibuk berangan-angan terhadap kenikmatan dunia yang belum ia sempat rasakan, hatinya kecewa bila ia tidak mampu menikmati kenikmatan yang diangankannya. Sedangkan orang yang mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah) maka semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Sang Penciptanya. Hari tuanya diisi dengan
bermesraan dengan Sang Maha Pengasih. Tidak ada rasa takutnya untuk meninggalkan dunia ini, bahkan ia penuh harap untuk segera merasakan keindahan alam kehidupan berikutnya seperti yang dijanjikan Allah. Inilah semangat “hidup” orang-orang yang berkat umurnya.

0 comments: